Banten Girang yang terletak di kampung Balaya, desa Sempu Kota Serang.
Letaknya sekitar 10 km di sebelah selatan pelabuhan Banten sekarang. Merupakan
lokasi kerajaan Islam pertama di Banten, yang pada masa awalnya
merupakan kerajaan Hindu Budha. yang diperkirakan keberadaannya sekitar tahun
932 M. Pada waktu itu kerajaan tersebut merupakan kerajaan yang subur
makmur dengan segala potensi alam yang ada, berkait keagamaan sehingga mereka
berhubungan dengan kerajaan di Jawa dalam berbagai hubungan kepentingan. Gunung
Pulosari dikaitkan dengan Banten Girang dan diperkirakan merupakan tempat
kramat kerajaan Sunda saat itu.
Dari
sejarah yang didapat tentang Kerajaan Banten, Sunan Gunung Jatilah yang
berperan mengukirkan sejarah awal berdirinya kerajaan yang kelanjutannya
menjadi kesultanan Islam di Banten. Perjalanan dakwah beliau
menghantarkan sampai di Kerajaan Banten Girang yang memang Raja dan
masyarakatnya masih beragama Hindu Budha. Sunan Gunung Jati dan puteranya, Maulana
Hasanuddin, mengunjungi Gunung Pulosari yang saat itu merupakan tempat
kramat bagi kerajaan Banten Girang. Di sana, Sunan Gunung Jati menyebarkan
Islam dan menjadi pemimpin agama masyarakat setempat, yang sudah masuk Islam.
Baru kemudian Sunan Gunung Jati menaklukkan Kerajaan Banten Girang karena
desakan kerajaan yang tidak menerima keberadaannya.
Sejarah
ini terjadi Sekitar tahun 1526, saat itu Kerajaan Demak merebut
Pelabuhan Banten dan Banten Girang, bersama dengan Sunan Gunung Jati yang memang
saat itu sudah banyak pengikut di gunung Pulosari, juga di bantu Maulana
Hasanuddin dan Ki Jongjo. Banten Girang Jatuh dan Hasanuddin naik tahta,
menggantikan raja, yang dalam sumber Portugis dipanggil “Sanghyang” dan baru
meninggal. Peristiwa ini merupakan berdirinya atau sejarah terjadinya
Kesultanan Banten. Kemudian Sultan Hasanuddin memindahkan pusat
Kesultanan dari Banten Girang ke Pelabuhan Banten.
Keterangan
lain ; Pangeran Sabakingkin, nama lain dari Hasanuddin diberikan ketika beliau
berhasil mendirikan Kota Banten pada tanggal 8 Oktober 1526 (Michrob, 2011:
64), semenjak itu Banten menjadi kesultanan yang dipertuan oleh Pangeran
Hasanuddin bagi seluruh daerah sunda barat, dan puncaknya adalah penaklukan
Banten Girang dan pesisir dengan membuat Surosowan sebagai pusat
pemerintahan kesultanan Banten.
Dari
sisa-sisa peninggalannya kerajaan Banten Girang ini, kita banyak mempunyai
bukti-bukti peninggalan dan juga terdapat makam-makam, seperti diantaranya
makam Ki Mas Jong dan Agus Ju. Menurut sejarah, Ki Mas Jong dan
Agus Ju adalah dua kakak beradik yang pertama masuk Islam dari penduduk Banten
Girang dan sebagai pengikut setia Sultan Islam pertama yaitu; Sultan
Hasanuddin. sejarah mencatat, dari resi sakti di bidang pertahanan dan keamanan
inilah yaitu; Ki Mas Jong dan Agus Jo atau disebut juga Ki Jongjo, mereka
menjadi Punggawa Kesultanan dalam melindungi Sultan Hasanuddin dalam
berdakwah.
Sehingga, atas perjuangannya ini
banyak orang berjiarah ke makam mereka yang berlokasi di Banten Girang. Meskipun
belum sepenuhnya diketahui asal mula dari nama Banten Girang, terutama dasar
penyebutan Girang, namun dari cerita yang didapat turun-temurun dan berbagai
rentetan peristiwa yang jadi tulisan tentang perkembangan sejarah Banten
mengungkapkan bahwa; awal berdirinya Kerajaan Banten adalah dari lokasi Banten
Girang.
Para pejiarah yang datang ke Banten
Girang ini biasanya akan ramai pada waktu-waktu tertentu, seperti di awal-awal
bulan Haji, dan memasuki bulan Puasa, juga menjelang Idul Adha, Idul Fitri dan
sesudahnya. Seperti biasa, mereka di bimbing oleh Juru Kunci (Kuncen)
makam, Abdu Hasan; yang mewanti-wanti untuk tidak salah dalam niat
berjiarah. Penjiarah akan didampingi Bpk Abdu Hasan ini di dua lokasi makam,
yaitu; Makam Ki Mas Jong dan Agus Ju, di samping mentafakuri sejarah perjuangan
dakwah Islam kedua Punggawa Kesultanan Banten di Banten Girang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar