Pemerintahan Jokowi diprediksi tidak akan
berlangsung lama. Jokowi bukannya dijatuhkan oleh Koalisi Merah Putih (KMP),
otaknya ada di dibalik pendukungnya sendiri.
Dikutip
melalui jpnn.com, minggu (2/11/2014), Pengamat politik dari Universitas
Indonesia, Muhammad Budyatna menilai pemerintahan saat ini tidak bisa disebut
sebagai Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Faktanya, menurut dia, dalam kabinet
nyaris tidak ada loyalis Jokowi dan kader terbaik PDI Perjuangan.
“PKB
itu sejak awal maunya JK jadi presiden. Ketum Partai NasDem punya hubungan
khusus dengan JK dan Partai Hanura, Ketua Umumnya, Wiranto pernah menjadi
cawapres JK pada pemilu 2009 lalu. Dengan demikian, barisan menteri Jokowi
adalah orang-orang JK. Tidak tepat ini disebut Pemerintahan Jokowi,” kata
Muhammad Budyatna.
Selain
itu, dia juga menyayangkan Jokowi yang tidak bisa membaca fakta tersebut karena
keterbatasannya. “Yang dia lihat Prabowo saja sebagai musuh,” ujarnya.
Termasuk
PPP yang masuk ke KIH sekarang adalah kelompok yang diprakarsai oleh Suharso
Monoarfa yang pernah jadi anak buah JK di perusahaannya, yang menginisiasi agar
JK dijadikan capres sebelum pemilu lalu yang membuat panas kuping SDA.
“Dia
juga yang mendorong PPP mendukung Jokowi karena ada JK di dalamnya,” tegasnya.
Jokowi
juga dinilainya hanya mengambil elite kelas dua PDI Perjuangan, sementara elite
PDIP sekelas Pramono Anung, Ahmad Basarah, Eva Kusuma Sundari, Rieke Diah
Pitaloka, Maruarar Sirait, Arief Wibowo, Arif Budimanta, Hasto Kristiyanto
malah tidak diakomodir Jokowi. “Jokowi ini seperti dijebak, dia disodori dan
dipaksa mengambil lapis kedua PDIP,” tegasnya.
Jokowi
harusnya segera mengantisipasi berbagai langkah blunder yang dilakukan
anggota-angota koalisinya dan berbagai kekalahan KIH terhadap KMP bisa jadi
disengaja. Ini agar pemerintahan Jokowi tidak berlangsung lama.
“Jadi
bisa saja nanti Jokowi dijatuhkan tapi bukan oleh KMP, otaknya ada di balik
para pendukungnya sendiri,” prediksi Muhammad Budyatna. (dro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar